C.Individu, Keluarga dan
Masyarakat
- Tujuan Instruksional Umum :
Ø Mahasiswa dapat memahami dam menghayati berbagai
masalah sosial yang berhubungan dengan perkembangan individu dan keluarga
2. Tujuan Instruksional Khusus :
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian individu
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pertumbuhan
Ø Mahasiswa dapat
menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
Ø Mahasiswa dapat
menjelaskan pengertian fungsi keluarga
Ø Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam fungsi
keluarga
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian keluarga
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian masyarakat
Ø Mahasiswa dapt menyebutkan 2 golongan masyarakat
Ø Mahasiswa dapat
membedakan antara kelompok masyarakat non industri dengan masyarakat industri
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan makna Individu
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan makna keluarga
Ø Mahasiswa dapat menjelaskan makna masyarakat
Ø Mahasiswa dapat
menjelaskan hubungan antara individu, keluarga dan masysakat
PENDAHULUAN
Manusia pada
dasarnya
adalah mahluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas
di banding jenis mahluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan
kemampuan organisasinya itu, menusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya
melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan
hidup dan lain-lain.
Naluri manusia untuk
selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial.
manusia dikenal sebagai
mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus
apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri
manusia yaitu :
- Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya
- Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya
Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup
menyendiri. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan
kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat.
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Individu
berasal dari kata latin “individuum”
artinya yang tidak terbagi, maka
kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Sebagai kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan.
Dalam pandangan psikologi
sosial, bahwa individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
laku spesifik dirinya.
Setiap warga masyarakat
yang namanya individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian
dari perilaku sosial masyarakatnya.
Artinya individu tersebut telah dapat
menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya
sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.
Pertumbuhan Individu
Individu atau pribadi manusia
merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri.
Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa
pertumbuhan adalah suatu perubahan yang
menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa.
Menurut para ahli yang
menganut aliran asosiasi
berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian.
Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses
asosiasi yaitu terjadinya perubahan
pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari
pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations
maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan
sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt, pertumbuhan
adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan
sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan ini adalah proses
perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula
mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari
lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap
pertumbuhan itu adalah proses
sosialisasi yaitu proses perubahan
dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap
disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan:
- Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
- Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.
- Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
- Masa vital yaitu dari usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
Menurut Frued tahun pertama dalam kehidupan individu itu
sebagai masa oral, karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan dan ketidak
nikmatan. Pada tahun kedua anak
belajar berjalan, dan dengan berjalan itu anak mulai pula belajar menguasai
ruang.
- Masa estetik dari umur kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
Dianggap sebagai masa
pertumbuhan arasa keindahan. sebenarnya
kata estetik diartikan bahwa pada masa ini pertumbuhan anak yang terutama
adalah fungsi pancaindera.
Adapun alasan anak berbuat kenakalan dalam usia tersebut adalah :
·
berkat pertumbuhan bahasanya
yang merupakan modal utama bagi anak dalam menghadapi dunianya maka samapi-lah
anak pada penyadaran ”aku”nya atau tahap menemukan ”akunya yaitu suatu tahap
ketika anak menemukan dirinya sebagai subyek.
- Masa intelektual dari kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14 tahun
Ada beberapa sifat khas pada
anak-anak masa ini antara lain :
Ø
Adanya korelasi positif yang
tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi sekolah
Ø
Sikap tunduk kepada
peraturan-peraturan, permainan yang tradisional
Ø
Adanya kecenderungan memuji
diri sendiri
Ø
Kalau tidak dapat menyelesaikan
ssesuatu soal maka soal itu dianggap tidak penting
Ø
Senang membandingkan dirinya
dengan anak lain
Ø
Adanya minat kepada kehidupan
praktis sehari-hari yang konkrit
Ø
Amat realistik ingin tahu,
ingin belajar
Ø
Gemar membentuk kelompok sebaya
- Masa sosial, kira-kira umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
KELUARGA DAN FUNGSINYA DIDALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu
kelompok kecil dalam masyarakat.
Sebagai gejala yang
universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang
konsep keluarga, Diantaranya:
1.
Keluarga terdiri dari
orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang
mengiakat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan
anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2.
para anggota suatu keluarga
biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah
tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari
suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
3.
Keluarga itu merupakan satu
kesatuan orang-orang yang berinteraksi
dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan
4.
Keluarga itu mempertahankan
suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang
lebih luas.
Emile Durkheim mengemukakan tentang
sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile
(mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal yaitu keluarga dalam
perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering
juga disebut keluarga batih atau
keluarga inti.
Koentjaraningrat membedakan
3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
- keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak laki-laki maupun anak perempuan
- keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
- Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keuarga batih/inti anak-anak perempuan
Bersumber dari karya Emilie muncul istilah keluarga konjugal. Untuk membedakannya
dengan keluarga inti atau konsanguin.
Dalam keluarga sering
kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yang
harus dilakukan itu biasanya disebut fungsi.
Fungsi keluarga adalah suatu
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn didalam atau oleh keluarga itu.
Macam-macam fungsi keluarga
adalah
- Fungsi biologis
- Fungsi Pemeliharaan
- Fungsi Ekonomi
- Fungsi Keagamaan
- Fungsi Sosial
MASYARAKAT SUATU UNSUR DARI KEHIDUPAN MANUSIA
Masyarakat
adalah suatu istilah yang kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, ada
masyarakat kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa
Inggris dipakai istilah society
yang berasal dari kata latin socius,
yang berarti “kawan” istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata
Arab yaitu Syaraka yang berarti
“ ikut serta, berpartisipasi”
Peter L Berger, seorang ahli sosiologi memberikan definisi
masyarakat sebagai berikut : “
masyarakat merupakan suatu keseluruhan komplkes hubungan manusia yang luas
sifatnya.”. Koentjaraningrat dalam tulisannya menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia
atau kesatuan hidup manusiayang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
Dalam perkembangan dan pertumbuhannya masyarakat dapat digolongkan menjadi
:
- Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
- Masyarakat Maju. Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat maju, dapat dibedakan
a.
Masyarakat non industri. Secara garis besar, kelompok ini dapat
digolongkan menjadi gua golongan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Dalam kelompok primer, interaksi antar anggotanya terjdi lebih intensif,
lebih erat, lebi akrab. Kelompok ini disebut juga kelompok face to face
group.Sifag interaksi bercirak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok ini dititik berakan pada
kesadaran, tanggungjawab para anggotadan berlangsung atas dasar rasa simpati
dan secara sukarela. Dalam kelompok sekunder terpaut saling hubungan tidak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh krn itu sifat
interaksi, pembagian kerja, diatur atas
dasar pertimbangan-pertimbagnan rasional obyektif. Para anggota menerima
pembagian kerja atas dasar kemampuan / keahlian tertentu, disamping dituntut
target dan tujuan tertentu yang telah ditentukan.
b.
Masyarakat Industri. Contoh
tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las
D.Pemuda dan
Sosialisasi
Tujuan Instruksonal Umum :
Mahasiswa
dapat memahami dam menghayati masalah –masalah kepemudaan , identitasnya
sebagai pemuda yang sedang belajar di perguruan tinggi
Tujuan
Instruksional Khusus :
-
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pemuda
-
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sosialisasi
-
Mahasiswa dapat menjelaskan
internalisasi belajar dan sosialisasi
-
Mahasiswa dapat menjelaskan proses sosialisasi
-
Mahasiswa dapat menjelaskan
peranan sosial mahasiswa dan pemuda di masyarakat
-
Mahasiswa dapat menjelaskan pola
dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda
-
Mahasiswa dapat menjelaskan 2
pengertian pokok pembinaan dan pengembngan generasi muda
-
Mahasiswa dapat menuliskan
masalah-masalah generasi muda
-
Mahasiswa dapat menyebutkan
potensi-potensi generasi muda
-
Mahasiswa dapat menyebutkan
tujuan pokok sosialisasi
-
Mahasiswa dapat mengembangjkan
potensi generasi muda
PENDAHULUAN
Pemuda adalah golongan manusia manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat
beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Proses
kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam
membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat bisa disebut dengan istilah sosialisasi,
proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia dan terus
akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda
Indonesia
Pemuda dalam pengertian adalah manusia-manusia muda.
Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :
Masa bayi :
0 – 1 tahun
Masa anak :
1 – 12 tahun
Masa Puber :
12 – 15 tahun
Masa Pemuda : 15 – 21 tahun
Masa dewasa : 21 tahun keatas
Dilihat dari segi budaya atau fungsionalya maka
dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan perincian sebagia berikut :
Golongan anak :
0 – 12 tahun
Golongan remaja :
13 – 18 tahun
Golongan
dewasa : 18 (21) tahun keatas
Usia
0-18 tahun adalah merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun
keatas dipandang telah memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun
adalah usia yang telah diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah
maupun swasta
Dilihat
dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang
berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi
terdahulu.
Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga
serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu :
1. Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang
berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda
sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu
1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai
penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat
dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit”,
mereka adalah pengurai atu pembuka
kejelasan dari suatu masalah sosial. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda
nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada
masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan
melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya
merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk
mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk
moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai
barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial
artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat
menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn
dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan
kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri
sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.
Sosialisasi Pemuda
Dalam
hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu
melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cari hidup dan bagaimana cara
berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Kedirian (self) sebagai suatu prosuk
sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya
pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat
timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit
dipelajari. Asal
mula timbulnya kedirian :
1.
Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah
memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia
tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi,
baik budi dandapt dipercaya
2.
Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang
bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar
memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian
ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial
Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka
sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga,
tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan
sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda
Thomas
Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses
belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapat dalam
kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi
adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah
impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola
nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan
masyarakat
INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga
kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama.
Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah
internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang
menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada
perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh
seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah
dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak
panjang dan lama.
STUDI KASUS
MASALAH ANTAR KELOMPOK
Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku
tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah liga super
indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan
luka-luka hingga berujung pada kematian. Tawuran ini sangat mudah
dipicu dengan saling olok-mengolok antar suporter, tensi pertandingan,
kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang
memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak
terima, ataupun kesal terhadap suporter lawan. Lokasi tawuran sendiri
sering juga terjadi dikota-kota besar di indonesia, khususnya daerah
barat indonesia. Hal ini senada dengan seringnya
pertandingan-pertandingan klub elit di indonesia. Klub elit inilah yang
memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan
bagi pihak penyelenggara tetapi juga mendatangkan kerusakan di daerah
kota akibat tawuran. Fanatisme dalam persepakbolaan di indonesia
memang sangat berlebihan dan bersifat lokal bukan secara universal.
Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukung
tim satu dengan tim yang lain. Berbeda dengan liga eropa seperti halnya
inggris. Fanatisme lebih bersifat universal akibat meratanya pemain tim
nasional inggris diberbagai klub liga inggris, dan juga di dukung
dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim
nasional indonesia memiliki reputasi yang baik di kancah internasional
maka fanatisme lokal akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat
meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga sehingga
pemain Medan dianggap juga milik orang Surabaya, pemain Surabaya jadi
milik orang Makassar, dan seterusnya.Kefanatikan lokal dapat membuat
suatu kelompok menjadi sangat solid kerena mereka mempunyai keterikatan
bersama sehingga sikap imitasi dari sebagian besar anggota suporter
yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih
serius. Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutnya memberi contoh
sehingga ikut senang merusak.
OPINI
Sikap seperti inilah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para
supporter Indonesia.Terlalu arogan,tidak memiliki sportivitas,serta
tidak memiliki rasa memiliki antar setiap tim.Jika seperti ini terus,
kapan persepakbolaan Indonesia bisa maju ?.Seharusnya kita berkaca pada
tim-tim diluar sana, yang menjunjung tinggi sportivitas,dan memiliki
rasa kebersamaan,sehingga untuk terjadi konflik akan sangat minim
sekali.Sebenarnya tidak sulit untuk melakukan semua hal itu, tapi sekali
lagi, perlunya dukungan dari berbagai pihak sangat mendukung agar
hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi, tidak hanya dalam hal
sepakbola, tapi dalam segala hal aspek kemasyarakatan.
NARASUMBER : http://www.psikologizone.com/konformitas-dalam-perilaku-tawuran-supporter-sepak-bola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar